Legenda urban dan cerita aneh sering kali mengarahkan orang ke Snopes untuk mencari kebenaran. Kini, situs pemeriksa fakta tersebut memiliki alat AI bernama FactBot untuk membantu Anda memenangkan taruhan tentang Bigfoot atau mengonfirmasi cerita tentang selebritas favorit Anda. Ditujukan untuk mengatasi misinformasi, FactBot menggunakan arsip Snopes dan AI generatif untuk menjawab pertanyaan tanpa harus menyisir artikel menggunakan metode pencarian yang lebih tradisional.
Saat Anda mengajukan pertanyaan, FactBot menelusuri kumpulan informasi Snopes dan menulis jawaban yang bersifat percakapan. Snopes membangun Factbot menggunakan model AI Sonnet 3.5 Anthropic yang dirilis awal tahun ini, bekerja sama dengan Digital Transformation Hub (DxHub) milik California Polytechnic serta Amazon Web Services (AWS).
Tentu saja, model AI terkenal karena terkadang memberikan jawaban yang tidak masuk akal atau salah total saat mereka berhalusinasi. Snopes, yang ingin mempertahankan reputasinya (yang terkadang diperdebatkan) sebagai sumber fakta yang dapat diandalkan, harus mengatasi masalah tersebut. Dengan tetap menggunakan basis data Snopes untuk responsnya, Factbot menghindari halusinasi atau jawaban yang sudah usang. Semua jawaban menyertakan tautan ke artikel yang digunakan untuk menyusunnya. Dan jika tidak ada cukup informasi untuk menjawab pertanyaan, FactBot hanya memberi tahu Anda bahwa ia tidak memiliki cukup informasi untuk menjawab.
Factbot Menyenangkan
Situs web tersebut melihat FactBot sebagai cara untuk mempercepat pengecekan fakta, tidak hanya untuk audiensnya tetapi juga secara internal. Chatbot AI tersebut telah dimasukkan ke dalam ruang redaksi Snopes untuk membantu menemukan topik yang sedang tren berdasarkan apa yang ditanyakan orang. Dengan begitu, mereka dapat mencari topik populer yang mungkin belum dapat dijawab oleh Factbot.
“Pemantauan tren internet dan media sosial akan terus berlanjut, tetapi chatbot merupakan penyempurnaan alur kontak Snopes saat ini,” jelas CEO Snopes Chris Richmond. “Daripada hanya memantau sumber-sumber tersebut dan kotak masuk email dari pengguna dengan ide cerita, tautan, dan pertanyaan, staf juga akan mendengar tanggapan dari chatbot tentang topik percakapan yang paling sering muncul, yang menawarkan alur ide cerita baru.”
Snopes bukanlah satu-satunya yang melihat chatbot AI sebagai alat untuk menjawab pertanyaan tentang fakta. Washington Post menciptakan Climate Answers untuk melakukan hal serupa, mengandalkan jurnalisme iklimnya untuk menjawab pertanyaan langsung tentang topik tersebut. Ini hanyalah contoh awal dan hampir pasti bukan yang terakhir. Seiring terus berkembangnya teknologi AI, alat seperti FactBot kemungkinan akan memainkan peran yang semakin penting dalam upaya menjadikan internet sebagai sumber informasi yang andal, atau setidaknya dalam upaya meredam banjir misinformasi, lelucon, dan kebohongan yang tak berkesudahan.